Kamis, 14 April 2011

Benarkah Makkah Sekarang Seperti Las Vegas?

Berdirinya gedung-gedung komersial di sekitar Makkah menimbulkan rasa kurang senang. Ketika jutaan bakal jemaah di seluruh dunia sedang dalam perjalanan menuju ke tanah suci kota Makkah. September kemarin, tersiar laporan berita pemerintah Arab Saudi mengurangi kuota untuk jamaah haji hampir dari seluruh dunia. Hal ini disebabkan proyek-proyek pembangunan prasarana yang berkesinambungan sedang dilakukan di Makkah saat ini. Berita terakhir adalah fase pertama pembangunan landasan monorel yang menghubungkan Makkah, Mina, Arafah dan Muzdalifah untuk melancarkan arus jamaah haji yang akan dimulai Desember ini sampai musim haji berakhir.

Setiap tahun diperkirakan lebih empat juta umat Islam sedunia berkumpul di Makkah. Suasana penuh sesak dengan manusia berhimpit-himpit, bak sarden disumbat kaleng, ketika melakukan tawaf di keliling Ka'bah, sai dan melontar jumrah. Setiap tahunnya umat Islam berdoa agar tidak akan terulang insiden yang merenggut nyawa ratusan jamaah. Memang suatu tugas yang sulit untuk mengelola jutaan jemaah yang harus bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.

Justru, segala usaha untuk memperbaiki prasarana di sana untuk fasilitas jamaah sangat disambut baik. Usaha renovasi dan perluasan besar-besaran memang giat dilakukan di area sekitar Masjidil Haram dan seluruh lokasi ibadah haji lainnya sejak beberapa tahun lalu. Namun, pada saat yang sama ada juga suara-suara yang mengungkapkan rasa tidak senang bila pengembangannya mengubah profil kota suci itu sehingga mereka juga kini melihat Starbucks, Cartier dan TIFF any, H & M dan Topshop kini banyak berdiri di Makkah.

Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait, salah satu pusat perbelanjaan yang terbesar di Arab Saudi, dilengkapi dengan panel monitor yang besar, lampu-lampu neon, pusat hiburan, restoran cepat saji dan toko pakaian dalam wanita sedang dibangun, hal yang sangat ironis dengan tanah paling suci dalam Islam. Pusat perbelanjaan ini, diperkirakan siap sepenuhnya akhir tahun ini, merupakan salah satu dalam rencana pembangunan yang menelan biaya US $ 13 miliar ($ 20 miliar). Terletak di Menara Abraj Al Bait, menara yang dinobatkan sebagai bangunan tertinggi di dunia. Ia bakal memiliki 76 tingkat mencakup luas 1,455,000 meter persegi. Menara itu akan memiliki enam bangunan untuk perumahan, sarana ibadah yang dapat memuat 3.800 orang, pusat konvensi untuk 1.500 orang, dua basis helikopter dan bangunan empat tingkat tempat parkir untuk 780 mobil dan 10 bus serta masih banyak lagi area untuk hotel-hotel bintang lima. Menara Abraj Al Bait merupakan bangunan pencakar langit yang akan merubah wajah kota Makkah.

Harga Pembangunan

Apakah ini pengembangan dan kemajuan dalam Islam? Tidak semua orang menganggap itu satu kemajuan.

Dalam satu laporan, Ali al-Ahmed, direktur Institut Urusan Teluk di Washington, sebuah organisasi penelitian oposisi Saudi, berkata: "Makkah sedang menjadi seperti Las Vegas dan ini satu bencana. Ia akan menjadi bencana kepada umat Islam karena bila ke Makkah , mereka tidak akan memiliki perasaan lagi. Belum daya tarik. Semua yang dilihat hanyalah kaca dan semen."

Ada juga jemaah yang sekembali dari menunaikan ibadah haji tahun lalu mempertanyakan kenapa Hotel Hilton dibangun begitu dekat dengan Masjidil Haram?

Menurutnya, jemaah yang berada di hotel itu dapat membuka saluran TV, yang menyiarkan waktu shalat secara langsung, untuk sama-sama berjamaah di Masjidil Haram walau masih dalam Hotel Hilton. Itu satu hal yang aneh, katanya.

Apakah Hilton sudah menjadi bagian area Masjidil Haram atau area masjid itu kini menjadi bagian Hilton? Ini menimbulkan suatu perasaan yang kurang nyaman, katanya.

Perubahan Dramatis

Dekat Jabal Omar, seluruh bukit itu diratakan untuk memberi tanda akan dibangunnya kompleks dan hotel pencakar langit. Di mana-mana tedapat kren konstruksi dengan 130 menara baru yang direncanakan di area itu.

"Ini merupakan tanda berakhirnya kegemilangan Makkah," kata Irfan Ahmed yang membentuk Yayasan Warisan Islam (IHF) khusus untuk mencoba memelihara sejarah Islam Makkah, Madinah dan situs agama penting lainnya di Arab Saudi.

"Dahulu, malah di zaman Uthamaniyah, tidak ada bangunan di Makkah yang menaranya lebih tinggi dari Masjidil Haram. Kini semakin tinggi dan lebih tidak dihormati," ujarnya dalam satu laporan.

Meskipun reshuffle besar-besaran ini diiringi dengan pembangunan infrastruktur, untuk sebagian ahli sejarah, perubahannya terlalu mencolok. Salah seorang dari mereka adalah Bapak Sami Angawi, arsitek Saudi. "Seharusnya pemandangan alami kota Makkah ini tetap dipertahankan. Jangan hanya memikirkan bagaimana menampung sebanyak mungkin orang dan seberapa banyak uang yang didapat," katanya.

Pejabat pemerintah Saudi mengatakan lebih AS $ 19 miliar telah dibelanjakan untuk melestarikan warisan Islam.

Mereka menolak kritik-kritik itu sebagai tidak mengikuti perkembangan.

Sementara itu, pengembang dan agen properti mengatakan pembangunan itu memberi banyak andil untuk lebih banyak lagi umat Islam mengambil manfaat dalam mengerjakan haji dengan kondisi yang lebih baik.

Ia menunjukan perubahan yang terjadi jauh dari berakhir. "Makkah tidak pernah berubah seperti yang terjadi sekarang", Kata Pak Sami Angawi lagi." Apa yang Anda lihat sekarang hanyalah 10 persen dari apa yang akan datang (bakal terjadi). Apa yang akan datang (adalah) lebih buruk (lagi).

Sumber : http://cyberita.asia1.com.sg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar